Login Member
Username :
Password :
Jajak Pendapat
Bermanfaatkah Website sekolah bagi anda
Ragu-ragu
Tidak
Ya
  Lihat
Agenda
29 May 2012
M
S
S
R
K
J
S
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kisah Tentang Hatiku dan �Kasih� Si Ikan Koki

Tanggal : 22-05-2012 15:08, dibaca 6 kali.
 
 Oleh : Lili Wijayanti  ESC.News.Com
telegraph.co.uk
Ilustrasi

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah telah membentangkan baginya jalan kesurga, sesungguhnya para malaikat meletakan sayap-sayap mereka (dengan) penuh keredhaan bagi penuntut ilmu, sesungguhnya penghuni langit dan bumi sekalipun ikan dalam air memohon ampunan untuk seorang alim, sesungguhnya keutamaan seorang alim diatas seorang ahli ibadah seperti keutaman (cahaya) bulan purnama atas (cahaya) bintang-bintang, sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya para nabi tidak mewariskan emas dan perak, tetapi mereka mewariskan ilmu, barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah mendapat bagian yang cukup banyak.” (Hadits hasan lihgaihi, dirwayatkan oleh: At Tirmizi, Abu Daud, Ibnu Majah, dll.).

Dear Dee…
Dee… hari ini aku mendapatkan pengalaman yang menarik di saat aku dalam perjalanan dari Apotik tempatku bekerja ke Dinoyo, dalam perjalananku yang menyelusuri sepanjang pasar Pabean melihat hilir mudik para pedagang yang hunting ikan di Surabaya, sampai akhirnya aku sampai di Jembatan Merah, nunggu MasMic (dibaca Microlet ^0^), aku menunggu di sekitar kawasan Jembatan merah yang di sana terdapat beberapa PKL salah satunya adalah penjual Ikan Hias. Dasar aku, yang memang suka dengan ikan hias, khususnya Ikan Mas Koki karena aku memiliki kisah mengharu biru yang melibatkan mereka… (hehehe mekso)

Saat melihat-lihat koleksi si mas penjual yang gak kelihatan ada di mana, entah kenapa mata ini tertuju kepada seekor ikan mas koki yang alone (sendirian) di antara para ikan yang entah apa namanya, sepertinya si mas koki ini sengaja di buat sebagai makanan untuk para kawanan ikan yang entah apa namanya tersebut. Hatiku tersentuh melihat si mas koki yang entah kenapa dalam pikiranku udah menyebut namanya dengan sebutan “Kasih” Si ikan. Keadaannya sangat meprihatikan sirip ekornya udah raih mungkin udah kemakan para ikan yang entah namanya tersebut. Sisik di sini kanan kirinya banyak yang terluka mungkin juga karena di serang oleh para ikan yang entah namanya. Kadang dalam pikiranku kok ikan dengan kondisi seperti ini masih hidup ya… tanpa kusadari aku melamun, entah kenapa antara sadar dan tidak seolah hatiku bicara dengan “Kasih” Si Ikan.

“Kasih” Si Ikan: “aku tahu arti tatapanmu itu padaku?”
Hatiku tersentak, dalam bayanganku hatiku tersenyum sembari berkata “Maaf” pada  “Kasih” Si Ikan
“Kasih” Si Ikan, tersenyum seolah memaklumi pikiranku atas kondisinya, dengan ramah dia berkata “aku tidak menyalahkanmu. Justru dalam keadaan ini aku bersyukur masih bisa di ijinkan hidup oleh Allah.”

“Mengapa?” tanya hatiku.
“Karena dengan sisa hidupku yang entah kapan berakhir aku bisa mendo’akan para penuntut ilmu mereka adalah  para membawa cahaya Allah di muka bumi ini, yang akan mengemban misi menjadikan bumi jauh lebih baik dari sebelumnya.”

“Memang apa yang kau do’akan kepada mereka?”
“aku mendo’akan semoga Allah mengampuni mereka.”

“Mengapa kau mendo’akan hal tersebut?
“Karena Allah mengajarkan pada kami arti sebuah kesalahan, pertama kesalahan manusia akan mengajarkan betapa mereka membutuhkan Allah, dengan Allah mengampuni mereka sesungguhnya Allah memberikan kekuatan, kekuatan yang Allah berikan kepada para pencari ilmu adalah pilar peradaban dunia yang mengantarkan dunia jauh lebih baik dari sebelumnya.”

“Berarti kamu baik sekali ya, di saat kau memiliki keterbatasan fisik masih memikirkan manusia, karena tak semua manusia belum tentu bisa seperti kalian,” kata hatiku polos.

“Kasih” Si Ikan tersenyum, setiap kehidupan itu menyokong kehidupan yang lain, apapun amanah Allah dalam hidupku, Allah pasti memberikan pelajaran berharga di dalamnya. Sama seperti hidupku ini, minimal hidupku bisa mengajarkan kepadamu agar bersyukurlah apapun kondisimu, karena letak nikmat yang Allah berikan itu bisa di rasakan selama kau di berikan kehidupan”

Tiba-tiba aku tersentak dari lamunanku dan terlihat  “Kasih” Si Ikan melihat kearahku, aku berdiam, aku melangkah, apakah dialog antara hatiku dan  “Kasih” Si Ikan itu nyata atau tidak, Wallahu a’lam. Yang jelas dalam memoryku tertanam memory baru tentang Kasih “si Ikan” dan apa yang dia rasakan

Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya. Khususnya para pencari ilmu.

Semoga bermanfaat...



Pengirim :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas
Nama
E-mail
Komentar

Kode Verifikasi
                

Komentar :


   Kembali ke Atas